Mengail berkah di bisnis alas kaki
SELAIN baju dan gaya rambut, sepatu menjadi salah satu pendukung gaya wajib. Apalagi bagi penggila sepatu dan memiliki prinsip ‘beda suasana, maka beda model sepatu’. Tak heran bila banyak orang antusias menghadiri berbagai pesta diskon yang digelar merek sepatu. Seperti, banting harga yang diselenggarakan sepatu sport asal Amerika Serikat, Nike, di Exhibition Hall Grand Indonesia, Jakarta Pusat.
Pengunjung langsung membludak sejak program ini dibuka pada Senin (21/8). Program yang rencananya akan berlangsung selama seminggu ini, bahkan sempat ricuh akibat banyaknya pengunjung yang datang.
Brandnya boleh saja asing, namun sebagian sepatu tersebut merupakan hasil produksi dalam negeri. Produk sepatu olahraga memang menjadi tulang punggung untuk memenuhi permintaan ekspor alas kaki. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor sepatu olahraga periode Januari-Mei 2017 mencapai 1,68 juta dollar AS atau naik 7,62 persen bila dibandingkan Januari-Mei 2016.
Industri alas kaki Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Indonesia termasuk dalam 10 besar sebagai eksportir alas kaki terbesar di dunia. Berdasarkan data Trade Map, pangsa pasar Indonesia mencapai 3,5 persen mengungguli Thailand, Hongkong, India, dan Inggris.
Seperti dilansir Antara, ekspor alas kaki Indonesia naik 3,3 persen menjadi 5,01 miliar dollar AS pada2016 dibandingkan 2015. Peningkatan kinerja ekspor alas kaki Indonesia tersebut melebihi pertumbuhan nilai ekspor dunia yang hanya sekitar 0,19 persen. Hal ini menunjukkan bahwa produk alas kaki dalam negeri memiliki daya saing di atas rata-rata dunia.
Industri alas kaki, produk kulit, dan pakaian tercatat memiliki kontribusi yang signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Industri ini berkontribusi sebesar sebesar Rp 35,14 triliun atau 0,28 persen pada pos penerimaan negara pada tahun 2016. Pada tahun 2020, pangsa pasar alas kaki nasional ditargetkan sebesar 10 persen ke pasar dunia.
“Kami optimistis target tersebut bisa tercapai karena seiring pertambahan penduduk, maka semakin tinggi kebutuhan sepatu,” ucap Direktur IKM Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kementrian Perindustrian E Ratna Utarianingrum. Dia mengatakan pertumbuhan alas kaki didorong oleh tren fashion yang cepat berkembang.
Industri alas kaki nasional lebih banyak dihasilkan oleh industri besar dan menengah baik dari segi nilai maupun dalam jumlah produksi. Untuk sebaran industri kecil dan mikro alas kaki di seluruh Indonesia, sebanyak 82 persen berada di provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.
Konsentrasi sektor tersebut di wilayah Jawa Barat, meliputi Bogor, Bandung, dan Tasikmalaya. Sedangkan, Jawa Timur, berada di Pasuruan, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, dan Magetan.